Husen : Tsunami Itu ‘Rahasia Ilahi’

SANTAI KETIKA ISU TSUNAMI : Husen, dan onliner DIPLOMASINEWS.NET, justru ‘jagongan’ santai di bibir pantai teluk Pancer, Banyuwangi, ketika ‘menunggu’ isu tsunami di tengah gaduhnya para warga mengungsi [ images : nanang/diplomasinews.net ]  
DIPLOMASINEWS.NET_ PANCER_BANYUWANGI_ Kamis dini hari, 25 Juli 2019, pukul 00. 58 WIB, onliner DIPLOMASINEWS.NET, berinvestigasi langsung di pinggir pantai Pancer, atas isu akan terjadi gelombang tsunami.

Bahwa, isu akan terjadi bencana alam tsunami itu, dikarenakan beberapa hari lalu telah terjadi ‘lindu’ atau gempa bumi di Nusa Dua, Bali, yang getaran skala ritcher-nya hingga mengguncang pantai Pancer, di wilayah selatan Banyuwangi, itu.

Sementara itu, Husen, 65 tahun, dan Ana, istrinya, ketika sejumlah warga yang menghuni di pesisir Pancer ‘kebingungan’ berusaha untuk mengungsi demi antisipasi isu bencana tsunami, justru pasangan suami-istri itu, terlihat ‘nyantai’ bahkan ‘tidur-tiduran’ di atas balai-balai bambu yang berjarak hanya 2-3 meter dari bibir pantai dan debur ombak teluk Pancer.

“Ah, tsunami itu kan rahasia Ilahi. Jika terjadi ya kita bisanya apa, ” jawab Husen pasrah kepada Yang di Atas, ketika didampingi istrinya. Dan, itu adalah menjawab pertanyaan DIPLOMASINEWS.NET, kenapa ketika semua warga ‘ribet’ berusaha mengungsi, justru mereka tak geming sedikit pun atas isu ‘murahan’ akan terjadi tsunami?

LENGANG DAN SEPI : Kabar burung akan terjadi gelombang tsunami di pantai Pancer, yang berlatar belakang ‘indahnya’ gunung Tumpangpitu, itu, ternyata hanya traumatika para warga yang ‘termakan’ isu hingga mengevakuasi diri. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]



















Lanjut Husen, justru ia berkisah soal betapa dahsyatnya bencana tsunami, tersebut. Pasalnya, ketika tsunami di Pancer, pada 1994, lalu, ia adalah salah satu korban selamat dari amukan gelombang tsunami. Kisahnya lagi, bencana tsunami itu menghantam dirinya pukul 00.02 WIB ketika tertidur pulas dan terlempar sejauh belasan meter dari rumahnya yang telah rata dengan tanah itu.

“Iya, anak saya yang masih umur 20 bulan ikut menjadi korban amukan tsunami pada 1994, dan jenazahnya saya temukan esok paginya,” kisahnya kepada DIPLOMASINEWS.NET, sembari matanya menerawang jauh, Kamis, dini hari, 00.58 WIB.

Ketika DIPLOMASINEWS.NET, menanyakan kenapa sejumlah warga di pesisir Pancer, ini, hingga kini masih ribut dan ribet mengungsi atas isu-isu akan terjadi tsunami? Dengan penuh ketenangan dan ‘nyantai’, ia menjawab, bahwa mereka yang pingin mengungsi itu karena hanya ikut-ikutan dan ‘termakan’ kabar yang tidak jelas sumbernya.

“Hingga saat ini tak pernah ada aparat yang nyuruh-nyuruh orang untuk mengungsi. Ndak ada itu,” tegas Husen, dengan logat kental Madura-nya.

Dan, pada pungkasnya, ia hanya tertawa kecil ketika ditanya apakah karena dirinya pernah ‘dihajar’ tsunami pada 1994 lalu itu, sehingga ‘tidak takut’ jika tetiba benar-benar terjadi ganasnya gelombang tsunami?

Onliner : roy enhaer/nanang susanto/diplomasinews.net

Related

Cover Story 2476485909380723069

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item