‘Nyensor’ Film Sendiri Sebelum Menikmati

‘NYENSOR’ FILM SENDIRI : Dialog Lintas Insan Perfilman yang bertajuk, "Meningkatkan Peran Masyarakat dalam Budaya Sensor Film" di Hotel Ilira, Banyuwangi, Jawa Timur. [ images : dok. oma prilly/diplomasinews.net ]
DIPLOMASINEWS.NET_BANYUWANGI_Pada Rabu, 26 Juni 2019, lalu, Lembaga Sensor Film [ LSF ] Republik Indonesia tengah menggelar Dialog Lintas Insan Perfilman yang bertajuk, ‘Meningkatkan Peran Masyarakat dalam Budaya Sensor Film’ di Hotel Ilira, Banyuwangi, Jawa Timur.

Tepat pukul 09.00 WIB, dialog soal dunia perfilman dengan segala sisi-sisinya itu dihadiri sejumlah insan perfilman dan praktisi yang terkait. Dan, dialog itu semakin lama semakin menemukan titik persoalannya atas apa sesungguhnya tugas pokok dan fungsi lembaga sensor film [ LSF ] di negeri ini.

Catatan DIPLOMASINEWS.NET, atas dialog tersebut bahwa lembaga sensor film [ LSF ] itu adalah sebuah lembaga independen yang ‘pegaweane’ atau pekerjaannya melakukan penyensoran film dan iklan film sebelum beredar atau dipertontonkan di ruang  publik.  

Akhirnya, para peserta dialog di Hotel Ilira itu pun semakin memahami atas tema yang diusungnya. Misalnya, kini, dunia perfilman semakin menemukan tantangannya ketika teknologi informasi dan era digitalisasi berkembang teramat cepat. Sehingga, begitu gampangnya setiap orang membuat film dan sekaligus begitu mudahnya dalam menyebarkannya.

PILAH PILIH : Mukhlis P, ketua Komisi III, lembaga sensor film [ LSF ], bersama onliner DIPLOMASINEWS.NET, berucap bahwa pilah dan pilihlah dengan bijak sebelum menonton tontonan film [ image : dok. oma prilly/diplomasinews.net ]
Sementara itu, ketua Komisi III, Lembaga Sensor Film [ LSF ], Mukhlis Paeni, mengatakan bahwa seiring perkembangan teknologi informasi yang semakin ‘merdeka’ tak bisa terbendung, juga kecanggihan teknologi digitalisasi yang semakin sophistikatif dan sanggup mendobrak budaya bangsa, mau tidak mau, lembaga sensor film mesti antisipatif atas dunia perfilman di negeri ini.

“Kini, di era digitalisasi, siapa pun dengan sangat gampangnya mengakses film lewat layanan visualitas video. Seperti video streaming, misalnya,” papar Mukhlis kepada DIPLOMASINEWS.NET, Rabu, 26 Juni 2019, lalu, di Hotel Ilira, Banyuwangi.

Ucapnya lagi, kini lembaga sensor film semakin mendapatkan tantangan yang tidak cukup gampang di era yang segalanya serba digital, itu. Makanya, pihaknya berharap atas partisipatoris khalayak penonton untuk ikut menjadi lembaga sensor mandiri atas tontonan film yang akan ditontonnya.

“Masyarakat harus pandai dan bijak dalam memilah dan memilih tontonon sesuai klasifikasi usia. Mesti ada kemandirian dalam menonton tontonan. Itulah sensor mandiri,” pungkasnya.  

Onliner : oma prilly
Editor    : roy enhaer

Related

Cover Story 6878567887675246843

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item