Pemuda Kreatif ‘Menyulap’ Kampoeng Primitif

KREATIF DAN KAMPOENG PRIMITIF : Kata Kepala Desa Purwodadi, Drs. Suyanto, bahwa betapa bernilainya ketika kreativitas itu sanggup ‘menyulap’ menjadi destinasi wisata Kampoeng Primitif. [ courtesy : ist ]  
DIPLOMASINEWS.NET_PURWODADI_BANYUWANGI_Ketika menyebut ‘primitif’, pasti berpikir kita berkonotasi dengan sesuatu hal yang kuno dan peradaban rendah, terbelakang dan terisolasi oleh gegap gempita dan hiruk pikuk zaman modern dengan teknologi yang serba canggih.

Tetapi, kosa kata ‘primitif’ tersebut adalah nama salah satu destinisai wisata alam yang berada di Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur. Kata primitif oleh masyarakat desa tersebut dijadikan icon sebuah rekayasa wisata alam buatan. Kini, destinasi pelesir keluarga tersebut lebih dikenal dengan julukan ‘Kampoeng Primitif’.

Adalah Drs. Suyanto, Kepala Desa Purwodadi, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di lokasi ‘Kampoeng Primitif’ tersebut mengatakan bahwa, destinasi wisata yang berada di wilayah desanya itu, berawal digagas dan kemudian dikaryakan oleh masyarakat pemuda yang pada intinya ingin menumbuhkan potensi yang  ada di wilayah desanya.

“Kami telah menawarkan sesuatu yang tampil beda dengan destinasi-destinasi di tempat lain di Banyuwangi,” terang orang nomor satu di Desa Purwodadi, itu, ketika diwawancarai DIPLOMASINEWS.NET, di dekat rumah-rumah ‘isolated tribe’ di Kampoeng Primitif,  Kamis, 10 Mei 2019.  

Masih terang Suyanto, bahwa sebutan ‘primitif’ itu sama sekali bukan berkonotasi salah satu masyarakat yang terluar dan terisolasi dengan dunia modern, tapi, ia [ primitif ] tersebut merupakan akronim dari ‘prima dan inovatif’. Lanjutnya, destinasi wisata ‘Kampoeng Primitif’ tersebut sengaja dipoles dengan tema unik yang identik dengan susana dan warna suku-suku pedalaman yang terdapat di nusantara.

“Para muda di kampung ini waktu itu menggagas dan menyulap lahan yang kurang produktif itu dengan ide baru, yaitu ‘Kampoeng Primitif’. Sekaligus mereka mengembangkan bakat di bidang taman eksterior. Komplit jadinya dan menjadi destinasi wisata seperti sekarang ini,” jelentreh Suyanto, ketika dinterview DIPLOMASINEWS.NET, Kamis, 09 Mei 2019.

Jelentrehnya lagi, yang mesti kita ambil nilai positif dan yang patut dicontoh dari ‘Kampoeng Primitif’ itu adalah rasa tali kebersatuan, kegotongroyongan, keperdamaian, bahkan dapat sebagai wahana edukasi dalam memperkenalkan ragam kulturitas budaya di negeri Pancasila ini.

“Jika ingin menikmati suana dan nauansa alami yang bener-bener alami adalah, silakan berkunjung ke ‘Kampoeng Primitif’. Di sana ada peradaban kuno,” pungkas kepala desa Purwodadi, Gambiran, Banyuwangi, itu.

Onliner          : roy/andri

Related

Cover Story 9045944299628373222

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item