Sahabat, Wajah itu Jangan Kau Lipat
http://www.diplomasinews.net/2019/04/sahabat-wajah-itu-jangan-kau-lipat.html
Roy ENHAER
|
Countdown atau hitungan mundur menuju pemilu 17 April
dua ribu sembilan belas itu tinggal dua langkah lagi. Tinggal dua kali dua
puluh empat putaran jarum jam lagi, dan dering lonceng pesta politik itu
berdentang. Kegaduhan, kehingarbingaran, dan kehirukpikukan yang ditingkah dengan
keras kepal tinju, dan jemari yang menyimboliskan angka ‘jagoan’ mu itu pun,
kini sudah tak terperagakan lagi.
Potret senyum wajahmu yang terjajar di pinggir
jalanan itu, kini juga sudah tak terlihat lagi. Slogan indah dan sangat menjanjikan
dengan aksara besar-besar itu sudah tak bisa terbaca lagi.
Sahabatku, di tempat manakah telah kau
sembunyikan wajahmu? Di sudut dan ruang manakah, kini kau lipat senyum dan
ketersenyumanmu, itu? Di sebelah manakah setumpuk kepenatan dan rasa capaimu
itu kau sandarkan?
Sudah kau tutupkah kedalaman lobang-lobang yang
kemarin telah suntuk kau gali demi memenuhi nafsu ‘jer basuki mawa bea’ yang
pasti tidak sedikit untuk ‘sangu’ berlaga di medan pemilu yang kini tinggal dua
lompatan itu?
Sahabatku, benarkah selama ini sesungguhnya yang
kau rasakan demi menggapai langit politik itu telah kau biarkan tubuh ‘berdarah-darah’,
pikiran terbelah-belah, dan bahkan ‘sikil digawe endhas, dan endhas digawe
sikil’ dan diperkuda oleh ‘birahi dan libido’ politik yang terlihat oleh matamu
seperti nyata- senyatanya tetapi sejatinya itu bukan permata tetapi benda maya
dan gugusan fatamorgana adanya?
Sahabatku, betapa pun kau adalah karibku. Telah kau
panggul cita-cita kemudian kau mengangkasa hingga di ketinggian beranda langit
sana. Sahabat, doa itu kuharap kau simpan rapat-rapat, dan akan ‘kupertanyakan’
jika kau telah berdiri gagah di depan gerbang rumah rakyat.
Selamat berjuang, sahabat!
@roy enhaer
Banyuwangi, Senin, 15 April 2019.