Tumor Ganas Gerogoti Mariyati, Otak ‘Pejabat’ Tak Peduli


‘GANASNYA’ DERITA MARIYATI : Mariyati, 49 tahun, warga Desa Kebondalem, Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, itu, tengah ‘menikmati’ derita tumor ganas yang menggerogoti tubuhnya. [ images : roy enhaer/diplomasinews.net ]

DIPLOMASINEWS.NET_KEBONDALEM_BANGOREJO_BANYUWANGI_
Barangkali cara Tuhan ‘menguji’ kesabaran makhluk-Nya bernama Mariyati, 49 tahun, itu dengan telah ‘dititipi’ penyakit yang diduga tumor ganas di punggungnya dengan batas waktu kesembuhan yang tidak gampang diprediksi oleh manusaia siapa pun.

Pada senja pukul 17.15 WIB, Kamis, 28 Maret 2019, ketika DIPLOMASINEWS.NET, ber-kulonuwun di pintu rumah seorang wanita bernama Mariyati, yang dengan setia didamping Ponidi, suaminya, itu. Saat itu, ia  yang belum dikaruniai anak itu tengah terbaring miring di atas kasur tipis dan kumal di lantai dingin di bilik rumah semi permanennya. Kini, Mariyati yang mengidap tumor ganas sebesar buah kelapa di punggungnya itu masih tercatat sebagai warga Dusun Kebonrejo, RT 01-RW 02, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur.

Dalam kesehariannya, tubuh lemah Mariyati hanya bisa tergeletak dengan posisi miring ke kanan atau kiri. Pasalnya, benjolan daging tumbuh bernama tumor ganas di leher belakangnya itu akan mengganjal jika harus tidur telentang. Dan, menurut kaca mata medis, Mariyati tergerogoti sejenis tumor : Ca Resio Occipital.

PERIHNYA PONIDI : Ponidi, 54 tahun, hatinya perih ketika melihat tubuh lunglai istrinya yang menyandang tumor ganas di punggungnya. [ images : roy enhaer/diplomasinews.net ]

“Mboten saget tilem mlumah, kok. Polahe keganjel tumore niku,” terang Ponidi, 54 tahun, suami Mariyati, ketika DIPLOMASINEWS.NET, diberi izin memotret punggungnya yang bertumor itu, Kamis, 28 Maret 2019. Maksudnya, Mariyati kesulitan tidur dengan posisi telentang, karena terganjal oleh tumor yang membesar di punggungnya itu.  

Ternyata, derita Mariyati atas tumor ganasnya yang sudah berlangsung  6 [ enam ] bulan itu semakin menderita lagi ketika dirinya dikategorikan sebagai ‘manusia miskin’ Non Kuota yang tak memiliki Kartu Jamkesmas atau Jamkesda Provinsi Jawa Timur, secuil pun.

Dan, kategori miskin non-kuota tersebut, bagi Mariyati menjadi batu sandungan atas upaya tindakan medis terhadap penyakit yang dideritanya selama ini. Faktanya, ketika dirujuk ke Rumah Sakit dr. Soetomo, Surabaya, beberapa waktu lalu, selama dua minggu, ia hanya terbaring di ranjang rumah sakit dan hanya diperlakukan sebagai pasien biasa.

PEDULI SETENGAH HATI : Wajah Mariyati yang mengisyaratkan bahwa ia butuh kepedulian yang tidak setengah hati. [ images : roy enhaer/diplomasinews.net ]  

Akhirnya, waktunya pun habis bersama surat pernyataan miskin [ SPM ] atau surat keterangan tidak mampu yang ketika itu dikeluarkan oleh Desa Kebondalem, Bangorejo, Banyuwangi, tersebut, yang bernomor : 440/264/429.516.05/2019,Tanggal 18 Februari 2019.

Sesobek ‘Miskin’ buat Mariyati 

“Jujur, saya benar-benar jengkel ketika Mariyati tidak 'diapa-apakan' di rumah sakit Surabaya [ RS dr. Soetomo ], itu,” ucap Sujarman, salah satu koordinator dana sumbangan spontan buat kehidupan keluarga Mariyati dan Ponidi, itu, Kamis, 28 Maret 2019.

Kepada DIPLOMASINEWS.NET, kejengkelan hati Sujarman telah ditumpahkan tanpa ‘tedeng aling-aling’ kepada pihak-pihak utamanya, pejabat setempat yang sama sekali tidak punya hati nurani dan rasa kemanusiaan atas derita penyakit tumor ganas yang diderita Mariyati tersebut.

Lanjut Sujarman, hampir seluruh 'pejabat' di wilayah Bangorejo, di tingkat birokrasi paling bawah hingga di level paling atas di kabupaten. Mereka tak pernah sama sekali peduli atas derita dan penderitaan terhadap sakitnya penyakit tumor ganas di bagian ‘cengel’ Mariyati, itu.

“Mereka, para oknum pejabat itu kepeduliannya ternyata hanya setengah hati. Tidak serius dan ikhlas seperti para warga di desa kami,” lagi-lagi, kalimat jengkel Sujarman terlontar ketika diinterview DIPLOMASINEWS.NET, di rumah Maryati, yang masih ‘numpang karang’ alias ndompleng di lahan milik saudaranya, itu.  

NUMPANG HIDUP : Ketika Ponidi ‘berpose’ di depan rumah semi permanen yang statusnya tidak permanen itu. [ images : roy enhaer/diplomasinews.net ]

Masih dengan kalimat kejengkelan, akhirnya, Sujarman semakin meledak-ledak dan sama sekali tidak butuh kepedulian 'pejabat', jika faktanya, ketika ada manusia bernama Mariyati yang tergeletak tak berdaya karena tubuhnya tergerogoti tumor ganas selama hampir 6 [ enam ] bulan lamanya itu.

“Kami tak butuh ‘orang-orang penting’ di Banyuwangi, ini. Tapi, kami hanya butuh manusia-manusia yang pikirannya ‘waras’ dan hatinya peduli atas derita Mariyati.  Itu saja,” pungkas Sujarman dengan sisa kejengkelannya di depan media online, ini, Kamis, 28 Maret 2019.

Onliner          : roy enhaer/diplomasinews.net

Related

Cover Story 3392599172455985287

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item