‘Ndeleming’
http://www.diplomasinews.net/2019/03/ndeleming.html
Semakin mendekati pesta demokrasi makin banyak peristiwa
sosial yang tidak masuk di akal. Ternyata ketidakmasukakalan itu telah menghinggapi
dan bahkan merubah total manajemen pikiran para pemburu ‘kursi politik’ di negeri ini.
Jika ketidakmasukakalan itu berlangsung terus
menerus dan menumpuk menjadi sampah, bisa jadi akan terjadi proses berikutnya,
yaitu, perilaku ‘ndeleming’ alias mengigau. Dan, sekarang igauan itu benar-benar
telah terjadi hingga jelang detik dan detak pada 17 April nanti.
Ke – ndeleming
– an itu oleh para ‘pemburu kursi’ tersebut telah dijadikan senjata ampuh untuk
‘menembak’ dan melumpuhkan logika waras jutaan rakyat di negeri ini agar
bersedia ‘memilih’ nya. Ia juga sebuah alat untuk membius dan memperdaya agar
jutaan rakyat tidak bisa berdaya dibuatnya.
Langkah berikutnya, para ‘penafsu politik’ itu mengiming-imingi onggokan mimpi yang
isinya, jikalau mereka bisa berhasil merebut kursi jabatan di atas sana, rakyat
akan dikasih ini, diberikan itu, dan digelontor itu. Bukankah itu sesungguhnya sekadar
‘harapan semu’ yang setiap hari dijejalkan di lubang mulut dan telinga jutaan rakyat
oleh para politikus ‘ndeleming’ ketika menjelang helatan dan gawe politik nasional di negeri ini?
Tapi tak usah khawatir atas perilaku ‘ndeleming’
yang terjadi hari-hari ini. Ternyata, jutaan rakyat telah mampu mengantisipasi
diri mereka sendiri jika menghadapi para pengigau tersebut. Lazimnya, dengan
tidak sadar, para pengigau tersebut tiba-tiba berubah menjadi ‘nyah-nyoh’ atau
tinggi rasa sosial dan solidaritasnya terhadap jutaan rakyat yang bersedia
memilihnya. Meski pun tidak semua harus ‘digebyah uyah’ oleh perilaku
menyimpang seperti itu.
Dan, secara ekonomis ternyata rakyat tidak
bodoh-bodoh amat ketika berhadap-hadapan dengan mereka. Bagi rakyat pemilih,
silakan ‘ndeleming’ se-ndeliming-ndeleming-nya,
asal ada ongkos dan uang lelah untuk berjalan menuju bilik suara pada tujuh
belas April nanti. Jangan lupa, tidak semua rakyat berani memanfaatkan atas
perilaku ‘ndeleming’ itu. Dan, masih terlalu banyak rakyat yang dengan sadar
menggunakan hak pilih mereka tanpa melihat yang lain-lain.
Akhirnya, semakin tinggi frekuensi ‘ndeleming’
nya para ‘pemburu’ kursi itu, bagi rakyat semakin menguntungkan dan berbanding
lurus secara ekonomis.
Selamat ber – ndeleming – ria dan semoga sukses besar.
@roy enhaer
Banyuwangi, Selasa, 16 Maret 2019.