Meski Skala Internasional, Kesejahteraan ‘Lifeguard’ Masih Lokal

INTERNASIONAL TAPI LOKAL : Suyitno, ketua Lifeguard Pulau Merah bersama onliner DIPLOMASINEWS.NET, meski bertaraf internasional tapi 'nasib' Lifeguard masih lokal [images : roy enhaer/diplomasinews.net]


DIPLOMASINEWS.NET_PULAU MERAH_BANYUWANGI_Siang itu, debur ombak laut selatan di Pulau Merah, begitu ganas menghempas dan bergulung putih hingga menjilat bibir pantai. Ketika itu, The Red Island atau Pulau Merah yang berada di kawasan pantai selatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, itu, cukup ramai dikunjungi pelancong. Mulai dari wisatawan domestik hingga manca negara, Jumat, 01 Maret 2019.

Ternyata, destinasi wisata Pulau Merah yang telah meng-internasional dan menjadi ikon Banyuwangi, itu, tak bisa dilepaskan dari peran penting para komunitas Lifeguard atau penjaga pantai yang bekerja sepanjang hari. Mulai dari matahari sunrise hingga sunset dan akhirnya tenggelam di kaki langit.

Komunitas Lifeguard tak hanya penyelamat pantai, tapi mereka beraksi sebagai penyelamat nyawa para wisatawan yang sewaktu-waktu dan tanpa bisa diduga sering terjadi insidental laut ketika para wisatawan itu menikmati dan bermandi-ria di pantai.

“Kami tak hanya disebut penyelamat pantai, tapi lebih sering sebagai penyelamat nyawa para wisatawan ketika mandi di pantai,” tutur Suyitno, ketua Lifeguard, ketika diwawancarai DIPLOMASINEWS.NET, di zona Pulau Merah di bawah menara pengintai, Jumat, 01 Maret 2019.

PERHUTANI SURFING : Suyitno, ketua Lifeguard, Pulau Merah, merasa matur nuwun kepada perhutani dan Lanal Banyuwangi [images : roy enhaer/diplomasinews.net]


Ketika dicecar pertanyaan tentang kesejahteraan dan kepedulian pihak pemerintah atas para Lifeguard tersebut, Suyitno hanya mengangkat bahunya. Artinya, dengan palos ia menuturkan bahwa hingga hari ini tak pernah ada ‘kepedulian’ dari instansi terkait sama sekali. Lanjutnya, padahal mereka sepanjang hari telah menjaga keselamatan para ‘Turis Londo’ dan Turis Lokal’ ketika mereka lagi menikmati destinasi wisata Pulau Merah yang dibanggakan oleh Banyuwangi, itu.

“Pulau Merah kan sudah meng-internasional, tapi kesejahteraan kami masih bernilai lokal,” celoteh Suyitno, yang hingga hari ini telah menyelamatkan sekitar 345 orang yang terseret ombak.

Akhirnya, Suyitno dan para Lifeguarder lainnya hanya bisa berharap agar profesi penyelamat pantai di Pulau Merah, itu, untuk ‘diuwongne’ atau disapa, disentuh, atau minimal diajak berembug bareng soal kesejateraan para ‘penyelamat nyawa’ itu yang hingga kini belum pernkah menikamati kesejahteraan mereka. Jujur, sementara ini, hanya pihak Perhutani yang ‘peduli’ dengan menyokong beberapa papan selancar untuk digunakan penyelamatan jika terjadi emergency di laut.

“Andai harapan itu pupus di tengah jalan, kami juga terbiasa mandiri. Ngurus hidup sendiri, dan kami menikmatinya sendiri. Jujur, kami tak terbiasa ‘ngemis’ kepada pihak siapa pun,” pungkas Suyitno kepada DIPLOMASINEWS.NET, kemudian dengan menenteng papan surfing, ia terjun menembus ombak dan menghilang di balik ganasnya debur pantai selatan.

Online      : andri/nanang
Editor        : roy enhaer

Related

Cover Story 4619814267435079317

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item