Tour de 'Pancal', Jalan Lobang Ditambal Aspal
http://www.diplomasinews.net/2018/09/tour-de-pancal-jalan-lobang-ditambal.html
Roy ENHAER
|
Sekali lagi, aku angkat topi setinggi mungkin bahwa Banyuwangi sedang memijarkan lampu di pucuk ketinggian mercu suar. Dan, mercu suar Indonesia itu cepat atau lambat, percaya atau tidak, ia akan bersinar menyilaukan dunia yang sumber cahayanya memancar terang dari Banyuwangi.
Sekali lagi, Banyuwangi sedang mempercantik diri dalam segala
sisi.
SepertiTour de Ijen kali ini. Pastikan bahwa seluruh mata dunia akan melirik kecantikan wajah dan keramahtamahan kabupaten ini. Tunggu saja, seluruh kepala dunia menunduk, bersujud dan berkiblat ke Banyuwangi.
Sementara itu, para pebalap sepeda kelas dunia itu berpacu saling berebut nomor satu menyusuri ratusan kilometer jalan aspal yang melintang, membujur, naik – turun, berkelok, dan membelah bumi Blambangan Banyuwangi. Ribuan manusia Banyuwangi berjajar dan berjubal di pinggir aspal yang dilintasi para pebalap. Termasuk aku dan istriku yang terselip di antara yang ribuan itu.
Bagiku, dalam konteks berita, Tour de Ijen adalah helatan olah raga yang meriah, megah, gagah, dan mesti diaplausi dengan tepuk tangan sembari teriakan wah. Bagiku, berita yang menarik itu sesungguhnya justru berita yang muncul dari balik berita itu sendiri.
Contoh nyata, bahwa sebelum balapan sepeda uklik itu digelar, teramat banyak jalan berlobang yang dijadikan rute balapan. Tapi, kini ujug-ujug tertambal aspal demi menyambut helatan olah raga berkelas dunia itu. Pertanyaannya, benarkah jalan berlobang itu ‘wajib’ ditambal jika hanya akan ada tamu manca negara yang tengah balapan seperti sekarang ini? Meski kemarin lusa sangat banyak rakyat sendiri yang kejlungup dan tersungkur di lobang jalanan tapi enggan dan tak bersegera tertambal aspal seperti hari-hari ini.
Ah, tibaknya jalan berlobang dan lobang berjalan yang tertambal aspal itu sekadar demi menyambut Tour de Pancal alias Tour de Ijen saja.
Betapa pun, aku dan istriku tetap angkat topi dan acungkan jempol tinggi-tinggi untuk Banyuwangi.
Roy Enhaer
Banyuwangi, Wednesday, September 26, 2018