Ya Allah, Aku Belum ‘Setawakal’ Ibrahim dan ‘Seikhlas’ Ismail
http://www.diplomasinews.net/2017/09/ya-allah-aku-belum-setawakal-ibrahim.html
Roy ENHAER
|
Ya Allah, ketika aku diamanati menjadi pejabat
belum mampu menghalau setan laknat seperti Nabiyullah Ibrahim ketika melempar
iblis dengan batu. Justru faktanya aku lebih ‘bermesraan’ dengan setan untuk
kuajak bekerja sama dalam banyak hal soal-soal keduniawian yang hanya sejenak
ini.
Bebataun yang seharusnya untuk ‘mbandem’ atau
melempar iblis yang menggoda perjuanganku memperjuangkan rakyat, justru batu
itu ‘kuuntal’ demi memenuhi perut seluruh keluargaku. Bukankah batu untuk proyek rakyat yang
jumlahnya ber-‘dumptruk-dumptruk’ itu
sangat gampang kubelokkan ke kantong pribadiku?
Ya Allah, kenapa aku dan keluargaku sudah
berkali-kali tunaikan haji dan berumrah ke tanah suci tapi perilakuku masih
saja belum ‘setawakal’ Nabiyullah Ibrahim dan ‘seikhlas’ Nabiyullah
Ismail?
Kenapa aku selalu ‘menuhankan’ kekayaan duniawi,
kursi jabatan, dan status social selama ini? Kenapa aku belum sanggup
meneladani apa yang dicontohnyatakan oleh Ibrahim Khalilullah? Ibrahim Kekasih Allah!
Ketika Nabiyullah Ibrahim ditanya oleh seseorang
soal, “Milik siapa ternak sebanyak ini?” Jawab beliau, “Semua itu kepunyaan
Allah, tapi kini masih milikku. Sewaktu-waktu bila Allah menghendaki, aku
serahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku
Ismail, niscaya akan aku serahkan juga.”
Ya Allah, kenapa hingga hari ini aku belum sanggup
‘setawakal’ Nabi Ibrahim dan ‘seikhlas’ Nabi Ismail?
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laailaha ilallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
©roy enhaer
Banyuwangi, Idul Adha, Jumat, 1 September 2017
Banyuwangi, Idul Adha, Jumat, 1 September 2017