KETIKA SANG DWI WARNA ‘DIHINA’ TETANGGA
http://www.diplomasinews.net/2017/09/ketika-sang-dwi-warna-dihina-tetangga.html
Apa kabar anak-anak bangsa? Sudah
bangunkah engkau dari tidur lelapmu? Atau justru masih bermimpi sembari
mengigau di ranjang empukmu? Atau bahkan engkau masih sibuk ‘berkarnaval ria’
tapi terluput dan tak siaga menjaga merah-putih dari hinaan negeri
tetangga.
Apa kabar anak-anak negeri ini?
Senyampang matahari merdeka masih menyemangati, hari ini engkau kuajak hentikan
‘kelakuan’ negeri tetangga yang ‘memutar
balik’ Sang Dwi Warna. Menginjak-injak
lambang suci dan gagah perwira milik kita. Merendahkan martabat dan harkat
bangsa ini ketika justru pada helatan SEA Games tengah berlaga.
Maafkan aku Ibu Sud. Ibu yang sudah ‘wanti-wanti’
pada sekian dasa warsa melalui lirik lagu wajib nasional yang sarat patriotic
‘Berkibarlah Bendaraku’ itu.
“Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela. Sang merah
putih yang perwira. Berkibarlah selama-lamanya”
Sekali lagi, maafkan aku, Ibu Sud. Sesungguhnya
darah segarku berkibar. Jiwa ragaku berkobar. Cucuran keringat, bahkan sehembus
nafas dan nyawaku pun lebur berbaur di merah-putihmu.
Di bawah tiang bendera, engkau selalu kujaga
penuh siaga. Dan, dengan sigap dan cepat kuhardik kemudian ‘kuganyang’
jika ada ‘tetangga’ yang berani
menurunkanmu.
Dirgahayu, benderaku. Berkibarlah damai dan abadi
di langit yang biru.
©roy enhaer
Banyuwangi, Selasa, 22 Agustus 2017